Selasa, 17 Januari 2012

E - LEARNING


Definisi e-learning sendiri sangat banyak. Akan tetapi, salah satu definisi yang mudah dipamahami dan diterima banyak kalangan adalah definisi dari Darin E. Hartley (2001 dalam Romi, 2008) yang menyatakan:

E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi khususnya jaringan komputer, termasuk internet dan intranet. Dengan demikian penggunaan blog untuk mendukung pembelajaran siswa di kelas (klasikal) termasuk juga dalam kategori e-learning.
Pada tulisan ini penggunaan blog e-learning bukan untuk menggantikan pembelajaran secara klasikal tetapi justru mendukungnya. Hal ini berdasarkan laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bernard (2004 dalam pembelajaran, 2010) yang melakukan studi perbandingan hasil pembelajaran dengan e-learning dan pembelajaran klasikal menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan e-learning sama dengan pembelajaran klasikal. Oleh karena itu, jika pembelajaran klasikal didukung dengan e-learning, maka tentunya akan saling melengkapi dan menghasilkan pembelajaran yang lebih baik.
Sebelumnya kita bahas dulu tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran klasikal serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan e-learning. Dengan memahami masing-masing kelebihan dan kekurangan kita bisa saling memperkuat kelebihan atau keuntungan serta melengkapi dan menutupi kekurangan agar pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih baik dan bermutu.
Pembelajaran secara klasikal atau tatap muka di kelas mempunyai kelebihan dan kekurangan (Imron, 2009; Putu, 2008). Kelebihan pembelajaran klasikal adalah sebagai berikut:
1. Tatap muka dan komunikasi langsung dengan guru.
2. Materi dijelaskan oleh presentasi langsung guru yang bersangkutan.
3. Membantu pengembangan kecerdasan sosial.
4. Pembentukan sikap dalam pengawasan guru.
5. Penugasan terbimbing secara intensif.
6. Evaluasi pembelajaran diketahui hanya oleh siswa yang bersangkutan.
7. Keberadaan guru menjadikan proses belajar lebih terjamin.

Sedangkan kekurangan pembelajaran secara tatap muka atau klasikal adalah sebagai berikut:
1. Boros biaya operasional.
2. Memerlukan waktu khusus.
3. Penayangan gambar dan video mengurangi waktu presentasi/ceramah guru.

Menggunakan e-learning mempunyai banyak keuntungan dan kekurangan (Romi, 2008; Imron, 2009; Warto, 2007; ePembelajaran, 2010; Putu, 2008). Keuntungan atau kelebihan pembelajaran dengan e-learning antara lain adalah:
1. Menghemat waktu proses belajar mengajar.
2. Menghemat biaya perjalanan guru dan siswa.
3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, dan buku-buku).
4. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
5. Melatih pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatan ilmu pengetahuan, membangun kepercayaan diri, mendorong sikap tanggung jawab dalam belajar.
6. Materi bisa diekplorasi dari berbagai sumber yang ada di internet.
7. Media pembelajaran bisa berbentuk teks, gambar, video, dan audio.
8. Pembelajar (siswa) dapat belajar kapan saja dan dimana saja asalkan ada akses internet.
9. Siswa dapat memilih materi pembelajaran sesuai level pengetahuan dan ketertarikannya.
10. Penyampaian dan pengumpulan tugas bisa dilakukan online.
11. Penyampaian administrasi pembelajaran (misalnya silabus, RPP, referensi, jadwal, dan nilai) secara online.
12. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan guru secara langsung tapi dalam tempat yang berbeda dengan forum chatting.
13. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
14. Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas siswa lainnya.

Adapun kekurangan yang sering ditemui dalam penggunaan e-learning adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan tertinggal dalam pembelajaran.
2. Tidak cocok untuk siswa yang menyukai belajar secara berkelompok.
3. Siswa dapat merasa terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
4. Kurang bisa membentuk kemampuan afektif dan psikomotorik.
5. Siswa tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
6. Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
7. Beberapa mata pelajaran bisa saja sulit untuk direalisasikan dalam bentuk e-learning.
8. Siswa harus menyediakan waktu untuk mempelajari cara penggunaan e-learning sehingga dapat menambah beban belajarnya
9. Siswa yang tidak familier dengan struktur dan model e-learning akan tertinggal dari teman sekelasnya
10. Tidak mendukung komunikasi dengan cepat bila siswa mengalami kesulitan karena tidak adanya jadwal khusus.
11. Evaluasi bisa dikerjakan dengan bantuan orang lain.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengkombinasikan pembelajaran klasikal dan e-learning agar bisa saling mendukung antara lain adalah:
1. Pembelajaran klasikal dilakukan hanya untuk materi-materi pokok.
2. Materi pendalaman dan pengayaan dilakukan dengan e-learning.
3. Pengumpulan tugas-tugas dilakukan secara online untuk menghemat kertas.
4. Tugas-tugas individu boleh dikerjakan di rumah atau dimana saja (tidak harus di kelas).
5. Tugas atau belajar kelompok dan diskusi kelompok/kelas tetap diadakan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan afektif serta psikomotorik.
6. Penyampaian administrasi pembelajaran (misalnya silabus, RPP, referensi, jadwal, nilai) secara online.
7. Evaluasi atau ujian tetap dilakukan di kelas (tidak online) untuk menjaga obyektifitas jawaban siswa.
8. Guru membimbing siswa baik dalam pembelajaran klasikal maupun penggunaan e-learning.
9. Komunikasi atau forum diskusi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa selain bisa dilakukan langsung di kelas juga bisa dilakukan dengan handphone (SMS dan telepon), grup Facebook (share, komentar, dan chatting), komentar di blog e-learning, komentar/chatting di shoutbox chat, Yahoo (email atau Yahoo Messenger).
10. Sekolah menyediakan jaringan internet yang handal dan aksesnya cepat.

Mengapa menggunakan blog e-learning? Bukannya lebih bagus e-learning berbasis web? Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa menggunakan blog e-learning:
1. Banyak layanan yang menyediakan hosting blog gratis, misalnya wordpress, blogdetik, blogger, dan blogspot sehingga guru atau sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.
2. Mudah dalam mengoperasikan dan memanage blog sehingga penulis/guru tidak harus menguasai bahasa pemograman.
3. Interaksi dengan pembaca/siswa tinggi. Pembaca bisa berinteraksi dengan penulis melalui komentar di blog atau sarana interaksi lainnya yang ditaruh pada blog, misalnya shoutbox chat.

Konten dan materi yang sebaiknya ada dalam blog e-learning (adaptasi dari Romi, 2008) untuk mendukung pembelajaran klasikal antara lain adalah:
1. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jadwal pelajaran, dan jadwal ujian.
2. Tugas-tugas, nilai tugas, dan nilai ujian.
3. Profil dan kontak guru.
4. Modul-modul teks digital atau e-book, misalnya e-book Buku Sekolah Elektronik (BSE).
5. Materi-materi pelajaran digital berbentuk gambar, video, tutorial, dan animasi.
6. Soal-soal latihan ujian atau contoh-contoh soal ujian sebelumnya.
7. Sumber dan link referensi dari situs-situs ilmu pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk pendalaman dan pengayaan materi serta pengerjaan tugas.
8. Forum diskusi online, misalnya dengan email, YM, Facebook, dan shoutbox chat.

Dengan mengkombinasikan pembelajaran klasikal dan e-learning diharapkan siswa dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cepat, lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Pemanfaatan cyber-education harus dilakukan dengan maksimal agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju. Ke depan, bangsa Indonesia harus menjadi salah satu penemu dan pengembang teknologi, bukan hanya sebagai pengguna saja, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar