Wireless
adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan
telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti
kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata
dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu
berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet. Sehingga untuk sekarang inipun banyak berkembang
wireless advanced diantaranya 4G , EVDO dan Wimax.
SEJARAH
Perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut:
§
Generasi pertama:
hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic
Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
§
Generasi kedua:
dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
§
Generasi ketiga: digital, mampu mentransfer
data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan
CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5
yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang
masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service)
dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada
domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA. 4G merupakan
pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Sebelum 4G,
High-Speed Downlink
Packet Access (HSDPA) yang
kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan oleh WCDMA sama
seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk
jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan
kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).
Disini
akan dibahas mengenai beberapa teknologi yang masuk kedalam kategori Wireless
Advance :
1.
EVDO
EVDO, juga dikenal dengan
EV-DO, 1xEvDO dan 1xEV-DO merupakan sebuah standard pada wireless broadband
berkecepatan tinggi. EVDO adalah singkatan dari "Evolution, Data
Only" atau "Evolution, Data optimized". Istilah resminya
dikeluarkan oleh Assosiasi Industri Telekomunikasi yaitu CDMA2000, merupakan
interface data berkecepatan tinggi pada media udara. EVDO satu dari dua macam
standar utama wireless Generasi ke-3 atau 3G. adapun standart yang lainnya
adalah W-CDMA.
3G desain untuk meningkatkan
kecepatan data maupun voice dengan memanfaatkan jaringan telepon seluler yang
telah ada. Dimana, kendala utama untuk menerapkan jaringan nirkabel
berkecepatan tinggi adalah minimnya bandwidth, atau range frekuensi yang
dapat dipakai. Dengan banyaknya frekuensi radio yang dapat ditekan/dirampingkan
pada gelombang FM, maka tidak terlalu
banyak data yang bisa memnfaatkan bandwidt tersebut. EVDO yang mengembangkan
teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm dapat memecahkan masalah ini.
1.1 Cara kerja EVDO
CDMA, Coded Division
Multiple Access, menggunakan metode matematis untuk dapat melewatkan multiple
wireless devices untuk mengirim data secara bersamaan pada frekuensi yang sama.
Setiap perangkat, seperti telepon seluler, ditandai dengan tanda unik
matematis. Tanda Unik tersebut diterapkan pada sinyal asli dan dikirim sebagai sinyal
modified. Penerima juga menerapkan invers tanda matematika dari sinyal kirim
untuk mendapatkan sinyal asli.
Jaringan Nirkabel dulunya
memanfaatkan sebuah penghalang antara pengirim dan penerima, seperti kebanyakan
telepon tradisional. EVDO, sebagai penggantinya mengadopsi pendekatan yang sama
untuk internet. IP, Internet Protocol, memecah data pada pada pecahan kecil
yang kemudian disebut paket. Tiap paket dikirim secara independen terhadap
Paket yang lain. Tentu hal ini akan mengirit bandwidth yang memungkinkan
dipakai oleh perangkat lain; ketika tak ada percakapan telepon pastinya juga
tidak ada paket yang lewat karena tidak ada paket yang dikirim. atau ketika
sebuah web site diakses, tidak akan ada bandwidth yang dipakai sampai site
tersebut mulai mengirim web pages.
Secara teori EVDO mampu
melewatkan 2.4 megabits per second. Tentu saja ini lebih cepat dari DSL dan
broadband cable yang ada. Pada sebuah video conference di Amerika, yang
digunakan oleh seseorang yang berada di dalam kendaraan pada kecepatan 60
mil/jam (90km/jam), sedangkan pada demo yang lain sebuah telepon dicoba dari
sebuah bullet train yang bergerak melebihi 150 mil/jam (240 km/jam).
Kelebihan EVDO dibandingkan CDMA biasa, tentu lebih
mengirit spektrum frekuensi dari regulator dan amat mahal pastinya, menurunkan
biaya pengembangan dan memanfaatkan jaringan baru. Di Amerika EVDO dipakai oleh
Verizon dan Sprint, di Korea juga digunakan. Saat artikel ini dibuat EVDO tidak
terlalu berpengaruh di pasar Eropa dan sebagian besar Asia karena di wilayah
tersebut telah memilih 3G sebagai pilihan mereka. Namun Demikian di Indonesia telah
ada beberapa operator yang memakai teknologi EVDO.
EVDO bukan lagi hal baru
bagi pengguna internet broadband CDMA di Indonesia, sudah banyak operator CDMA yang mengembangkan dan menyediakan layanan EVDO. Tetapi tidak semua daerah di Indonesia terjangkau oleh sinyal EVDO,
untuk itu pengguna Internet memerlukan memasang Antena Penguat Sinyal EVDO jika
diperlukan.
2.
4G (4 Generation)
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa
Inggris: fourth-generation technology.
Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologitelepon
seluler. 4G merupakan pengembangan
dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond".
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang
komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan
saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa
pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP
terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat
dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik
dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan
menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G
akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk
berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan
dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi
seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data
dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000
memiliki struktur jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak protokol untuk
meng-cover seluruh sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses generasi ke-4 (4G)
diharapkan memiliki struktur yang lebih sederhana yang seluruhnya
berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan berbasis pada IP,
seluruh lalu lintas paket dalam jaringan akses dan jaringan backbone adalah
seragam, tanpa perlu mengkonversikan satu protokol ke protokol lainnya.
Sebagian besar jaringan 3G pada
dasarnya dibangun di atas jaringan selular circuit-switched, dimana
mereka memiliki gerbang (gateways) sendiri untuk
menterjemahkan paket-paket IP dari jaringan backbone. Jaringan 3G juga mempunyai protokol dan interface
sendiri-sendiri dalam berkomunikasi sesamanya. Ini menjadi masalah tersendiri
dalam hal interoperability. Oleh sebab itu, untuk mengatasi berbagai
masalah ini, jaringan 4G dirancang sebagai sebuah jaringan all-IP yang
berbasis packet switched seperti halnya jaringan backbone berbasis IP
seperti intranet (LAN, WLAN) dan internet.
Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang berbeda.
Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4G-R), dimana dikembangkan sebuah
sistem yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi Evolusioner (4G-E), dimana
jaringan 4G disini mempunyai kemampuan interworking
dengan sistem-sistem
jaringan yang telah ada. Model interworking akan
mengintegrasikan jaringan-jaringan selular, jaringan nirkabel metropolitan (wireless
metropolitan area networks - WMANs), jaringan nirkabel lokal (local
wireless local area networks -WLANs), dan jaringan nirkable personal (wireless
personal area networks - WPANs). Model interworking ini meng-cover
skenario jaringan masa depan yang terintegrasi dimana setiap orang dapat
mengakses jaringan kapan saja (anytime), dari mana saja (anywhere),
dan dengan cara apa saja (anyway)
v 4G Revolusioner (4G
– R)
WLAN IEEE 802.11 adalah
sistem yang telah mencapai throughput sampai dengan 54Mbps akan tetapi
masih terbatas pada area layanan yang hanya mencapai beberapa ratus meter saja
(200 – 300 meter). Dilain pihak, jaringan selular saat ini (seperti cdma2000 1x
EV-DO) dapat mengcover layanan sejauh beberapa kilometer, akan tetapi throughput
sel nya hanya mencapai 2Mbps. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan
bahwa 4G-R sangat esensial untuk mengembangkan sistem yang inovatif yang memiliki
throughput yang tinggi dan jangkauan layanan yang lebar.
Sistem baru 4G yang inovatif
ini menggunakan teknik-teknik yang berbeda dari pendahulunya, seperti
penggunaan orthogonal frequency division multiplexing/multiple access
(OFDM/OFDMA) dan antenna dengan sistem multiple input multiple output (MIMO).
Untuk mendukung berbagai kondisi, seperti mobilitas pengguna, baik
yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang
berkecepatan rendah (nomadic), jenis trafik (data atau suara), atau
batasan cakupan (cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah
teknik-teknik yang mengkombinasikan beberapa akses jamak (hybrid multiple
access).
Kandidat teknologi 4G-R yang paling kuat adalah teknologi jaringan
yang berbasis pada standard IEEE 802.16 dan ETSI/HIPERMAN, yang dikenal dengan
jaringan WiMAX. Standar jaringan ini terus dikembangkan, dari yang paling awal
802.16 yang hanya mendukung topologi akses point-to-multipoint line
of sight (PMP - LOS), 802.16d yang mendukung topologi mesh non line of
sight (mesh-NLOS), 802.16e yang mendukung mobilitas, hingga yang terakhir
yang masih berjalan, 802.16j yang mendukung relay bergerak multi hop (multihop
mobile relay-MMR) dan 802.16m advance air interface yang
memungkinkan rate data 100Mb/s untuk aplikasi bergerak (mobile application)
dan 1Gb/s untuk aplikasi tetap (fixed application) sesuai dengan
persyaratan IMT-Advanced. Pengembangan jaringan 4G inovatif ini, terutama dalam
lapisan Medium Acces Control (MAC layer – L2)
dan lapisan fisik (PHY layer – L1).
v
4G Evolusioner (4G – E)
Berbeda dengan teknologi
4G-R, teknologi yang di usung oleh 4G-E merupakan pengembangan dari teknologi berbasis 3G – Universal
Mobile Telecommunication System (UMTS) yang telah diimplementasikan oleh the
Third Generation Partnership Project (3GPP) dan dikenal dengan nama 3GPP Long
Term Evolution (LTE). LTE diperkenalkan sebagai standard 3GPP
Release 8. Pada awal pengembangannya LTE dinyatakan sebagai bentuk
peningkatan teknologi 3G atau pre-4G karena hanya merupakan
pengembangan dari UMTS. Selain itu dengan spesifikasi peak rates 100
Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink, LTE jelas tidak
memenuhi kriteri teknologi 4G yang ditetapkan ITU-IMT Advanced.
Menyikapi hal tersebut,
dalam workshop yang diadakan di China bulan April 2008, 3GPP/3GPP2 berkomitmen
untuk meningkatkan spesifikasi LTE untuk memenuhi kriteria 4G. Peningkatan
spesifikasi ini dikenal dengan LTE-Advanced (LTE-A). Selain
memenuhi peak rates 1 Gbps, peningkatan spesifikasi juga dilakukan pada elemen Radio
Access Network (RAN) dan Radio Access Control (RAC) untuk
meningkatkan performance jaringan. Standard resmi LTE-A ditetapkan dalam 3GPP
Release 10, dan diharapkan akan diluncurkan pada kuartal ketiga 2010.
Sementara standard air
interface untuk teknologi 4G-R masih terus dalam pengembangan, demikian
juga halnya untuk standard compliances dan conformances
melalui WiMAX forum. Dilain pihak peluang 4G-E sangat terbuka untuk dipasarkan,
terutama oleh operator incumbent, melalui pre-4G LTE atau paling tidak
dengan mengimplementasikan standard 3GPP Release 5 dan Release 6 yang
dikenal dengan nama IP Multimedia Subystem (IMS).
v IP- Media Subsystem
(IMS)
Standard IP-Media
Subsystem (IMS) dapat menjembatani sekaligus
mengkonvergensikan berbagai teknologi jaringan, sehingga operator incumbent
dengan teknologi GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G, maupun tradisional PSTN dapat untuk
bermigrasi dan memberikan layanan 4G dengan interoperability antar sistem yang
terjamin. Arsitektur umum IMS dapat dilihat pada gambar berikut.
Arsitektur IMS dengan
Interoperability Antar Sistem (sumber: TEKELEC)
IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah sebuah framework baru di bidang
telekomunikasi. Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan bergerak,
untuk mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS diperkenalkan pertama
kali oleh 3GPP melalui dua fase pengembangan (release 5 dan release 6) untuk
jaringan UMTS. Dilain pihak sebuah framework IP multimedia lain juga
diluncurkan oleh 3GPP2 sebagai the Multi Media Domain (MMD)
untuk jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya framework ini diharmonisasikan
(bukan digabungkan lho) dengan IMS, menjadi apa yang berlaku saat ini. Standard
IP Multimedia Subsystem (IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar
jaringan yang mendukung Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia
lainnya. Selanjutnya standard IMS dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya
oleh badan standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN.
Dari sisi pengguna, IMS memungkinkan
layanan komunikasi person-to-person dan person-to-content
dengan berbagai mode komunikasi, meliputi suara, teks, gambar dan video,
atau kombinasinya, dengan cara yang sangat personal dan terkontrol.
Dari sisi operator, IMS memberikan satu
kemajuan penting pada konsep arsitektur layering dengan mendefinisikan
sebuah arsitektur horizontal, dimana service enablers dan common
functions dapat di gunakan ulang untuk berbagai aplikasi. Ini sebuah
terobosan yang luar biasa pada konsep layering untuk komunikasi data.
Arsitektur horizontal dalam IMS juga menspesifikasikan interoperability
dan kemampuan roaming, selain itu juga menyediakan bearer control,
pentarifan (charging) dan keamanan (security). Dan yang
paling utama, ia dapat diintegrasikan dengan jaringan suara dan data eksisting
dengan mengadopsi berbagai keuntungan dari domain Iinformation Teknology.
Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk
konvergensi jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixed-mobile
convergence – FMC). Dengan alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi operator
jaringan bergerak maupun tak bergerak untuk mengembangkan bisnis multimedianya
dan menyajikan layanan bernilai tambah (value added services – VAS). Integrasi
dari berbagai media yang berbeda membuka peluang untuk menyediakan layanan
komunikasi yang lebih kaya dari pada layanan yang telah tersedia saat ini.
2.1 Karateristik Jaringan 4G / WiMAX
Teknologi
jaringan wireless 4G dapat terwujud dengan menggunakan jaringan inti berbasis
IP dengan global routing dan dapat disesuaikan dengan kondisi jaringan akses
radio lokal yang mendukung fitur-fitur seperti dynamic handoff, adhoc
routing, QoS, multicasting, content caching, dan sebagainya. Agar
pembangunan jaringan dengan teknologi 4G berlangsung dengan sukses, sangat
penting bagi kita untuk mendefinisikan visi untuk layanan dan aplikasi 4G yang
secara efektif dapat memenuhi keinginan pengguna. Visi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna sepertintercantum dibawah ini :
a.
Broadband: Pengguna menginginkan dapat mengirim dan menerima segala jenis
informasi seperti gambar, suara, video, dan data dalam bentuk file besar dimana
saja dan kapan saja. Oleh karena itu dibutuhkan 100 MHz bagi setiap operator
untuk layanan data, suara, video pada teknologi 4G. Teknologi seperti mobile
WiMAX sangat sesuai untuk itu dan bertujuan untuk menjembatani antara standar
3GPP dan 3GPP2.
b.
Mobilitas: Dengan teknologi 4G, pengguna menginginkan mobilitas, misalnya
didalam mobil, kereta api, bus dan kendaraan lainnya dapat sambil menggunakan
internet tanpa terputus dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan layanan
jaringan WiMAX, service provider dapat menikmati fleksibilitas pasar baik
layanan mobile, nomadic dan fixed dengan memberikan kecepatan broadband yang
sesungguhnya dan mampu memberikan efisiensi dalam mengatur akses, spektrum
radio dan resource jaringan.
c.
Roaming antar berbagi
jenis jaringan: Jika kita bergerak dari suatu
tempat ketempat lain sambil menikmati layanan jaringan wireless, kita menginginkan
dapat melakukan handoff secara otomatis dan cepat tanpa terputus antar berbagi jenis
jaringan. Misalnya jika kita bergerak ditempat yang menyediakan layanan
wireless LAN, device kita akan menyesuaikan dengan layanan wireless LAN,
kemudian jika kita berpindah tempat keluar dari jangkauan wireless LAN, dan
terdapat layanan WiMAX, maka device kita akan secara otomatis merubah koneksi
dari wireless LAN berubah ke WiMAX, demikian juga sebaliknya. Tujuan dari 4G
adalah standarisasi hand-off, sehingga device dapat berinteroperability ketika
berpindah dari satu jenis jaringan ke jenis jaringan lainnya. Teknologi WiMAX
akan berusaha kearah tersebut dan akan diadaptasi pada operator mobile dan
fixed.
d.
Konvergensi: Pengguna menginginkan dapat mengakses jaringan dari berbagai jenis
platform: telepon seluler, notebook, dan PDA. WiMAX adalah sistem yang powerful
yang mampu mendeliver konektivitas yang cerdas dan fleksibel untuk mendukung
layanan video streaming, VoIP, email, Web browsing, e-commerce dan
locationbased melalui berbagi jenis device.
e.
Efisien: Agar lebih efisien, teknologi 4G menggunakan spektrum secara
efisien, sehingga dapat membawa lebih banyak data dengan biaya lebih efisien.
WiMAX yang berbasis OFDM juga menggunakan spektrum secara efisien. Oleh karena itu
teknologi berbasis IP diyakini akan menyediakan solusi layanan murah dan lebih
cepat diserap pasar.
f.
Akses jaringan pada area
yang susah dijangkau: Dengan sistem wireless,
pengguna mobile dapat menikmati layanan jaringan dimanapun dan kapanpun.
Service provider dapat dengan cepat meluaskan wilayah layanannya meskipun
kedaerah-daerah yang susah dijangkau menggunakan kabel, misalnya melewati
sungai, melewati jalan tol, melewati bangunan bertingkat, dengan menggunakan
solusi wireless MAN akan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menggunakan
kabel.
g.
Harmonisasi: Didunia ini terdapat berbagai macam jenis jaringan yang melayani pengguna
yang mungkin menggunakan berbagai macam jenis teknologi. Tujuan teknologi 4G
adalah membangun teknologi jaringan dengan kapasitas tinggi, kualitas tinggi,
dan dapat berinteroperability antar jaringan broadband sehingga dapat membawa
berbagai jenis konten yang diinginkan pengguna. WiMAX menjawab tantangan itu.
2.2 Teknologi 4G di Indonesia
Secara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah
telepon analog / PSTN yang menggunakan seluler.
Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan
ISDN. Indonesia pada saat ini sebenarnya baru saja memasuki dan memulai tahap
3.5G atau yang biasa disebut sebagai HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang mampu memberikan kecepatan akses hingga 3.6 Mb/s
(termasuk koneksi pita lebar (broadband connection)). Berkaitan dengan teknologi
4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony
over Internet Protocol.
2.3 WiMAX, Teknologi 4G Pertama
WiMAX (Worldwide Interoperability for
Microwave Access) merupakan teknologi 4G Pertama yang diimplementasikan di
Indonesia pada bulan Juni 2010 oleh operator Firstmedia dengan merek dagang
Sitra WiMAX. Teknologi 4G WiMAX terdiri atas tiga bagian generasi,
- WiMAX 16.d, atau sering disebut
WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps.
- WiMAX 16.e, merupakan WiMAX
mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
- WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan
mobilitas tinggi hingga kecepatan 1Gbps.
2.4 Penemu Teknologi 4G Ternyata Orang Indonesia
Adalah
Prof. Dr. Khoirul Anwar, yang menemukan dan sekaligus pemilik paten teknologi
4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Kalau yang
pernah nonton Acara Kick Andy minggu lalu, pasti sudah tidak asing lagi dengan
sosok Khoirul Anwar tersebut.
Khoirul
Anwar adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan cumlaude di tahun 2000, kemudian
melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan
memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor di tahun 2008. Beliau juga
penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium
(RWS) tahun 2006, di California.
Penemuan
teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan “ide nyeleneh” mengurangi daya
transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan
hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi
sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat.
Pada
paten keduanya, Khorul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah
menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu saja ini malah membuat frekuensi
yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih menambah kecepatan. Namun, anak
Indonesia asli asal Kediri ini mengkompensasi resiko tersebut dengan
mengembangkan algoritma khusus di laboratorium, hasilnya interferensi tersebut
dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya
GI.
Asisten
Professor di JAIST ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi
cemerlang di Jepang, Khorul Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke
Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang
telekomunikasi.
3
WiMAX
WiMAX adalah singkatan dari World Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi
akses nirkabel pita lebar (Broadband
Wireless Access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang
tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA
sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang
tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar.
Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX di antara beberapa vendor yang berbeda
tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar
(sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’
ataupun backhaul.
3.1
Elemen Perangkat WiMAX
Elemen/
perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian
masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya.
Base Station
(BS)
Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan
receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet
Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media
interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS
terdiri dari:
·
NPU (networking processing unit
card)
·
AU (access unit card)up to 6 +1
·
PIU (power interface unit) 1+1
·
AVU (air ventilation unit)
·
PSU (power supply unit) 3+1
Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°,
90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.
Subscriber
Station (SS)
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer
Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU),
perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.
3.2 Teknologi
WiMAX dan Layanannya
BWA WiMAX adalah
standards-based technology yang memungkinkan penyaluran akses broadband melalui
penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. WiMAX menyediakan akses last
mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara
user dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan
interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat
memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP).
Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.
Pengembangan WiMAX berada
dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya
dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi
melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi
layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi
teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX
terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan
pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin
dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala
kecil.
3.3 Operator 4G WiMAX Pertama di Indonesia
Sitra WiMAX adalah operator 4G WiMAX pertama di
Indonesia yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di bulan Juni 2010.
Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT.
Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di
Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu
di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera
Utara, dan Propinsi NAD. Sebelum hadir secara komersial untuk publik, Sitra
telah melayani sedikitnya 2000 pelanggan di kawasan Jakarta Barat dan Karawaci
yang mendapatkan layanan ujicoba gratis sejak September 2010.
3.4 Kelebihan dan Kekurangan WiMAX
Kelebihan
§ WiMAX merupakan teknologi broadband wireless acess yang menawarkan
standar open, dengan aplikasi fixed dan mobile (portable).
§ Lisensi WiMAX berbasis regional, bukan nasional seperti 3G sehingga
biaya lisensi lebih murah dan akhirnya mudah diterima pasar.
§ Terminal WiMAX akan embedded di consumer goods, seperti computer
notebook, smart phone dan PDA. Karena didukung oleh banyak pihak yang setingkat
otorisasinya kemungkinan WiMAX lebih cepat diterima pasar.
Kekurangan
§ Karena menggunakan pita spektrum frekuensi tinggi, maka cakupan
layanan WiMAX lebih kecil dibanding 3G sehingga jumlah base station yang
dibutuhkan untuk mencakup luas yang sama dibutuhkan lebih banyak jumlah base
station.
§ Alokasi spektrum frekuensi WiMAX memerlukan penyesuaian terhadap
alokasi frekuensi eksisting di tiap negara. Ketidakseragaman alokasi frekuensi
menyebabkan harga perangkat menjadi mahal.
§ Kemampuan : WiMAX untuk mobilitas akan tidak sebagus sistem seluler dan
konsumsi battery akan lebih boros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar